Friday, April 25, 2008
Refleksi Vien (30)
Menurut saya, kehidupan Pak Anto terbilang cukup sederhana tetapi hidupnya tidak terbilang “menderita” karena ia dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya walaupun mungkin pas-pasan. Masih banyak orang diluar sana yang untuk makan hari ini saja masih belum tahu mendapat makanan yang dapat mengenyangkan atau tidak. Sedangkan kehidupan Pak Anto mungkin kehidupan para penjaja bakso yang masih dikategorikan beruntung karena ia tidak usah memikirkan tempat tinggal lagi. Tempat tinggal yang “dipinjamkan” oleh sang majikan sangat membantu kehidupan beliau karena ia sendiri mengaku bahwa setiap harinya ia hanya memikirkan sepiring nasi untuk dirinya sendiri karena istri dan anak satu-satunya berada di kampung halamannya. Baginya menjadi penjaja bakso saja sudah cukup bagi kehidupannya. Setidaknya, ia setiap bulannya pasti menghasilkan uang, tidak seperti pengangguran-pengangguran yang banyak terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta ini. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Pak Anto adalah ia mau bekerja keras mendorong gerobak baksonya setiap hari tanpa rasa putus asa dan lelah, hal ini terbukti karena ia sudah menjadi pedagang bakso keliling ±13 tahun. Bukan waktu yang singkat tentunya. Suatu kesalutan tersendiri untuk Pak Anto yang mau bekerja keras untuk hidup. Ia tetap tabah menjalani hidupnya sehai-hari walaupun pasti terkadang rasa jenuh menghampirinya Pak Anto tetap setia dalam pekerjaannya menjajakan mangkuk demi mangkuk bakso, setidaknya untuk mengisi perutnya hari itu. Mungkin, faktor keterbatasan SDM itu sendiri yang menyebabkan Pak Anto mempunyai keinginan untuk memulai usahanya yang belasan tahun sudah ditekuninya ini. Ketika ditanya mengapa ia tertarik untuk memulai usaha ini, ia menjawab : “Mau kerja apa lagi?” Apakah segitu susahnya mencari sepiring nasi di negara kita ini? Masih banyaknya pengemis juga menunjukkan bagaimana kegiatan ekonomi di Indonesia terutama untuk masyarakat-masyarakat kecil yang minim pendidikan. Tetapi setidaknya masih ada niat dalam diri Pak Anto untuk bekerja keras. Tidak seperti para peminta-minta yang menurut saya kurang mempunyai semangat juang untuk hidup karena tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan yang seadanya tetapi hanya meminta-minta di pinggir jalan. Dengan mendengar cerita dari Pak Anto, menjadikan saya lebih mempunyai semangat untuk terus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Walaupun memang pendidikan bukanlah jaminan pasti akan masa depan yang cerah. Tetapi, setidaknya pendidikan menjadi bekal untuk masa depan yang lebih baik. Saya juga harus bersyukur kepada kehidupan yang telah Tuhan berikan karena saya masih berada di tengah kedua orang tua yang terus mendukung dan mampu mengusahakan yang terbaik untuk saya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment